Selasa, 30 Oktober 2012

Fenomena


1. Masalah Bukti OTENTIK

Saya Analogikan ada seoarang yang datang bertamu dan disuguhi air, sebelum diminum Si Tamu tersebut bertanya kepada Tuan Rumah : "Maaf apa boleh saya tahu, ini gelas ada struk pembeliannya apa  tidak  ?" (Struk; Bukti otentik pembelian gelas). Apa kira-kira yang ada di benak Tuan rumah ketika Si Tamu tersebut menanyakan hal seperti itu ?

Mungkin bisa jadi dibenak si Tuan Rumah tersebut berkata; " dasar Sableng, tidak tahu sopan santun, kurang Adab dan lebih parahnya lagi bisa dikatakan orang gila atau kurang waras ".

Begitu juga dengan kita, apakah pantas menanyakan sebuah bukti otentik kepada Guru Agung Pangersa Abah Anom Qs dan penerusnya Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra, padahal sudah jelas-jelas dan nyata dan tidak samar lagi. Sekiranya mereka melek, sesungguhnya bukti otentik kemursyidan itu sudah jelas dan terang dengan adanya pemberian nama "SIRNARASA" yang berada Di dusun Cisirri, beliau adalah "Syekh M. Abdul Gaos Saefulloh Maslul R.A" seorang "Mujaddid", 

Salah satu bukti bahwa beliau adalah penerus kemursyidan Tqn Suryalaya yang ke 38 dapat kita saksikan dan lihat dengan kepala telanjang adalah beliau selalu mempertahankan sunah-sunah Guru Agung dan menyempurnakannya sampai kemasjid-masjid ibu kota bahkan sampai ke palestina dan tempat yang belum diijak oleh manusia kecuali oleh pangersa Abah Anom, beliau diperintahkan untuk mendatangi dan beliau menginjak tapak (napak tilas) bekas Abah Anom, mustahil kita bisa mengenal sepenuhnya siapa guru kita "Abah Anom" kalau bukan dari beliau (Abah Gaos).

40 tahun tidak bergeser sedikitpun walaupun badai menerjang dari atas bawah kanan dan kiri tetap khidmat dan istiqomah hingga kini, berdiri kokoh menembus bumi, tidak tidur, beliau penyelamat dunia (Rohmatan Lil alamin) apabila tidak seperti itu dan tidak ada satupun dimuka bumi ini maka semua akan berdosa.

"Saefulloh Maslul" Panglima Cholid bin Walid 15 abad pada zaman Rosululloh SAW yang lalu kini telah dihidupkan kembali oleh Guru kita "Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin QS" untuk menghadapi 100 tahun kedepan, "ada saksinya" yang masih hidup. Seorang yang sudah teruji kesetiaan hidmatnya , seorang figur yg sangat kita hormati bersama, seorang pengamal TQN terpanjang pada masanya, Seorang yang sudah terbukti kesucian qalbunya, yaitu Pangersa Akeh, kita tunggu keberanian beliau.

Patut kita syukuri seorang Abah Gaos Ra sudah membuka mata hati kita dengan sejarah dan peradaban. Inilah Panglima Cholid bin Walid versi Guru Agung Pangersa Abah Anom Qs. Saat ini bumi terus berguncang "gemas" melihat perilaku-perilaku munafik seseorang dan pura-pura tidak tau, dengan dalih mengklaim tidak ada bukti otentik. 

Akan tetapi semakin ditutup-tutupi maka semakin banyak bala dan bencana di muka bumi ini. Sunah Rosul akan selalu berulang, setebal apapun upaya menutup bumi ini dengan beton kedengkian, tunas akan tetap menembus permukaan bumi seperti rembesan air. Pohon itu tumbuh tidak dibarat dan di timur tapi ujung-ujung di Cisirri. "Terbit di Suryalaya terbenam di Sirnarasa".



Pangersa Abah Gaos pernah berkata di hadapan beberpa ikhwan di bekasi ba'da sholat ashar sebelum manakib dibulan Rojab. Sabda Beliau" Nanti akan saya suruh malaikat dan jin berkumpul di Suryalaya untuk mendengarkan apa yang akan saya sampaikan pada tanggal 11 Sya'ban1433 H ". Coba kita simak ini adalah mankobah 39-40.Manusia ada gurunya, malaikat ada gurunya, jin ada gurunya dan aku guru semuanya. Kalau bukan seorang Wali Mursyid tidak akan mungkin berani berkata seperti diatas.


Inilah dia seorang maestro pada zamannya yang sudah dicetak oleh Guru Agung, ibarat Molding atau alat pencetak pasti ngeplak/klop dengan cetakannya. silahkan para ikhwan dan Akhwat perhatikan  dari segi amaliah beliau itu sangat ngeplak/klop banget sama Pangersa Abah Anom Qs. Pangersa Abah Gaos sangat produktif menulis kitab-kitab padahal beliau manusia super sibuk dan beliau juga tidak pernah tidur malam kalau bukan seorang Wali pasti sulit rasanya.

 

2. Jangan bergeser semilipun dari kloter 37

Jangan bergeser semilipun dari kloter 37 maksudnya "Jangan bergeser pada sunahnya",  Abah sudah memberikan panduannya ada di "SUNANUL MARDIYAH", barangsiapa yang mengingkari ini "MURTAD" Jangan pindah kloter ; pindah berarti berhenti, dan meneruskan bukan berarti pindah.

YSB PP. Suryalaya saja meminta Syaikh. M. Abdul Gaos Saefulloh Maslul agar memberikan penjelasan tentang Sunanul Mardiyah, coba anda tanya ke kampus LATIFAH MUBAROKIYYAH, cari makalah tentang "KIAT MENELADANI MURSYID", makanya guru kita Abah Anom pernah bersabda : "Mun aya nanaon mah (permasalahan yang berkenaan dengan "THORIQOH" tanya saja "AOS", kata Abah Ilmu Abah ada di badannya Abah Gaos, sudah Manunggal....Roso hatinya ?
 
Itu kata-kata yang harus diolah dan di artikan lagi tidak seadanya begitu, kalau langsung disantap dikhawatirkan terdapat bibit penyakit yang berbahaya. Makanan yang bentuknya masih bahan baku seperti daging ayam tanpa di proses maka akan terasa bau amis dan dipastikan tidak enak bila dimakan, begitu juga sebaliknya jika kita mendengar ucapan seorang Guru yang tidak bisa kita pahami dan dicerna jangan langsung memvonis.



3. Ada juga ikhwan dan Akhwat yang berkata kita harus sabar menunggu pelimpahan kemursyidan

Sabar itu bukan menunggu, kalau sabar adalah menunggu, tidak bakal ada yang bekerja. Semua orang bakal menunggu datangnya uang. Semua orang bakal menunggu datangnya ridho Alloh tanpa harus beribadah, semua hal  itu kan harus dicari? 

Menunggu juga bukan sekedar menunggu tetapi harus memproses apa yang dikehendaki supaya menjadi hasil yang sesuai dengan maksud kalimat itu. Ada waktunya pelimpahan kemursyidan dari Abah Anom qs, bukan berarti kita menunggu waktunya datang, ingat bukan waktu yang mengatur kita tetapi kita yang harus bisa mengatur waktu tersebut.  Wali muryid itu bagaikan bunga yang harum semerbak wanginya ada yang sudah mencium bau wanginya bunga dengan kuat ada yang samar-samar ada pula yang belum mencium sama sekali. Jadi tergantung hidung hatinya masing-masing insan yang mengalaminya.

Dari penyebab inilah tanpa disadari kita ini sedang terkena penyakit phobia adalah sejenis suatu penyakit takut kehilangan sesuatu. Dan lebih parahnya lagi banyak dihinggapi para pengamal thoriqoh ? Mereka takut jika beralih mencintai ke Mursyid penerusnya dikhawatirkan akan mengenyampingkan Guru Terdahulunya.

mungkin mereka berangkapan dengan adanya Abah Gaos sebagai penerus ke Mursyidan Tuan Syaikh Ahmad Sohibul Wafa Tajul Arifin Qs mereka  takut kehilangan PP. Suryalaya. Padahal Tuan Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra bersabda : " Suryalaya tetap di Suryalaya ". Sebenarnya Suryalaya tetep di Suryalaya tidak kemana-mana, Jangan khawatir dan bimbang yang bertugas sekarang sudah Guru Agung Pangersa Abah Anom Qs lengkapi dengan pedang-Nya "SAEFULLOH MASLUL',. 


Bagi saya ikut Beliau ( Abah Gaos ) sama juga ikut Abah Anom Qs dan saya tidak melihat Abah Gaos yang saya lihat beliau adalah Abah Anom Qs. Semua dari Guru, bersama Guru untuk Guru. Abah Gaos memuji Guru karena didiri Abah Gaos ada Guru.. "Puji Qodiim liqodim ". Rasa Abah Gaos Ra hilang tengelam didalam rasa Abah Anom Qs, makanya beliau kapan pun dan di manapun selalu Abah Anom Qs yang beliau sebut-sebutKita ini belum bisa seperti itu makannya Guru Agung Pangersaa Abah Anom Qs bersabda :..IKUTI AOS (405) ini jelas dan terang dan tidak samar lagi alias blak-blakan. Seorang salik berkata : "Jika kau pusatkan perhatianmu pada sahabatmu, Engkau akan mulai mencintai-Nya dan beroleh tanggapan dari-Nya".

Mungkin dengan Motivasi dari seorang mario teguh tentang hidup kita bisa memperoleh suatu gambaran sekaligus obat dari penyakit phobia yang sedang melanda keluarga Besar Tqn Suryalaya :


Anda hanya dekat dengan mereka yang anda
sukai. Dan seringkali anda menghindari orang
yang tidak tidak anda sukai, padahal dari dialah
Anda akan mengenal sudut pandang yang baru.

Dan selanjunya pula Ia berkata :
  
Jangan menolak perubahan hanya karena anda
takut kehilangan yang telah dimiliki, karena
dengannya anda merendahkan nilai yang bisa
anda capai melalui perubahan itu.

Kalau sudah jelas pada hari ini, segera sujud syukur atas karunia yang Alloh Limpahkan kepada kita. aamiin


4. Apakah kita sudah siap menjadi pengembala nafsu-nafsu diri sendiri? 

Ketika sang mursyid mendidik "bocah angon". Pangersa Abah Anom Qs berkata,"hai jalu cuci kandang domba, terus angon dombanya". Kucuci kandang domba sampai bersih,walaupun baunya sangat menyengat sekali. Tapi pekerjaan ini kulakukan juga, tidak terasa air mata pun bercucuran, dan hatiku berkata, " wahai robbul'alamin, ampuni dosa diri ini yang hina dan kotor, kotoran domba ini walaupun bau tapi bermanpaat untuk alam, tapi diriku ini yang penuh dengan kotoran dan bau serta banyak dosa tidak bermanfaat untuk diri sendiri apalagi untuk orang lain, malahan menambah kerusakan didunia ini."

Astaghfirullohal 'adzim, astaghfirullohal 'adzim..., aku tersungkur menangis tak kuat menahan sedih. Lalu aku kembalakan domba-domba itu, agar tidak sembarangan memakan atau merusak lahan orang lain. Didalam hati aku bertanya? "Domba milik orang saja aku tuntun supaya jangan makan punya orang. Tapi kenapa diri ini tidak mampu menuntun domba-domba nafsu diri sendiri supaya tidak memakan barang-barang yang diharamkan. Meleleh lagi air mataku membasahi pipi yang mulai keriput sambil melanjutkan pengembalaanku.

Apakah kita sudah siap menjadi pengembala nafsu-nafsu diri sendiri? mari kita renungkan sabda Syaikh abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra: " Jangan tergoda oleh nikmatnya kasur yang empuk...tapi latihlah matamu untuk prihatin (melek malam) ". Sabda Guru Agung Pangersa Abah Qs kepada Syaikh Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra : " Jangan naik ring kalau tidak kuat dijotos "

5. Keutamaan mencari Syaikh yang baru, jika yang lama telah meninggal 
اليقين، التصديق الجازم من وظائفالمرشد الكامل بعثه الله تعالى فى زمانه ليعلم الناس امر جازما بلاريب ولاشك ليهديهم الى صراط اهل اليقين الذين انعم الله عليهم من النبيين والصدقين والشهداء والصالحين 
keyakinan merupakan kebenaran yang menunjukan dari amaliah mursyid yang sempurna, dan Alloh telah mengutus pada jamannya supaya manusia mengetahuai perintah yang telah ditentukan dengan ketidak raguan karena mursyid menunjukan kepada jalan ahli yakin, yang Alloh telah memberikan kepada mereka kenikmatan dari nabi,sodikin, syuhada dan sholihin
Syekh Abdul Wahab Asy-Sya’rani dalam Al-Anwaarul Qudsiyyah [ Kitab ini diterjemahkan oleh Ustadz Haji Ali bin Haji Mohammad seorang Wakil Talqin TQN Suryalaya dari Singapore dan diterbitkan oleh PT. Mudawwamah Warohmah Pondok Pesantren Suryalaya ]. Beliau menjelaskan bahwa; “Mencari Syekh Mursyid yang baru jika yang lama meninggal dunia”  Abah Anom pun memberikan sambutan yang hangat. Menurut kami itu adalah “akhir pendidikan dari seorang mursyid

Syekh Abdul Qodir Al-Jailani dalam kitabnya Sirrul Asrar, kitab ini diterjemahkan oleh KH. Zezen Zaenal Abidin Zayadi Bazul Asyhab (Wakil Talqin TQN Suryalaya). Dalam kitab tersebut pada Fasal 22 ( hal-hal ketika tidur dan mengantuk ), Beliau menyampaikan; Di saat Nabi hidup di dunia manusia tidak memerlukan bimbingan orang lain, tetapi setelah beliau berpindah ke alam akhirat, maka ruh putuslah sifat keterkaitan dan beliau berada pada maqam Tajarrud Murni.  

Nabi saw. bersabda :

مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَعْرِفْ ِامَامَ زَماَنِهِ مَاتَ مِيْتَةً جَاهِلِيّةً

“ Siapa yang mati sedang ia tidak mengenal imam zamannya maka ia mati dalam keadaan jahiliyyah ”.

Hadis di atas telah disepakati kesahihannya, baik oleh Ahlusunnah wal Jama’ah maupun Syi’ah dapat anda jumpai dalam banyak kitab-kitab mu’tabarah para ulama Ahlusunnah.


Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul ‘Arifin (Pangersa Abah Anom) dalam karya teragungnya kitab Miftahus Shudur yang diterjemahkan oleh Prof. Dr. KH. Aboebakar Atjeh, dan diterbitkan oleh PT. Mudawwamah Warohmah, menyampaikan:Demikian dari zaman ke zaman, pindah berpindah sampai kepada ahli-ahli hikmat dan wali-wali Allah dalam segala zaman, semua memperoleh bekas pandangan yang penuh hikmah dan penuh musyahadah, semua berasal dari Junjungan kita Nabi Muhammad SAW sampai kepada sahabatnya dalam segala perbedaan zaman, semua satu corak, semua satu hal keadaan, dan dengan demikian berjalanlah bekas-bekas pandangan ini daripada guru kepada murid-murid sampai akhir masa, karena sandaran atau isnad sama dengan isnad hukum dan silsilah sama dengan pelaksanaan guru-guru ilmu ketuhanan itu merupakan pancaran cahaya, merupakan seluruh hikmat daripada lautan Muhammad dan pandangan rahasia malaikat yang suci pandangan kenyataan Tuhan, yang merupakan tangga murid-murid, jenjang orang-orang salik, yang ingin mendaki ke tingkat alam malaikat, ke alam jabarut, ke alam lahut, sambung menyambung dengan arwah dari syekh-syekh yang masih hidup kepada Rasulullah SAW dan kepada ke Hadirat Allah SWT. Peningkatan silsilah ini menghamburkan berbagai rahasia tajaliyat dan berkat yang ditunjukan dengan tawajjuh kepada-Nya, dengan niat yang bulat dan kehendak yang satu tunggal untuk menyampaikannya. Maka guru-guru atau Syekh itulah yang merupakan Thoreqat atau jalan kepada Allah, petunjuk liku-liku daripada jalan itu. Mereka merupakan pintu terakhir yang akan membawa muridnya masuk menempuh jalan mencapai Tuhan ”.
 

6. Mengapa harus bermusyid kepada syaikh yang masih hidup ?

Karena isnad (menghubungkan mata rantai pemberi ijazah) adalah menghubungkan mata rantai pemerintahan, sedangkan silsilah merupakan tempat jendela keinginan luhur para syaikh untuk dekat Rabb, tempat mengalir berbagai limpahan karunia Allah, tempat mengalir hikmah dari lautan Muhammadiyyah, tempat melihat (berbagai rahasia suci) malaikat, tempat penampakan kekuasaan Ilahiyah, tangga para murid, dan lift para salik menuju alam Malakat, Jabarut, dan Lahut, dan sambung menyambung yang harmoni antara ruh para Syaikh yang sudah meninggal dengan syaikh yang masih hidup untuk sampai kepada Rasulullah SAW kemudian kepada hadirat Allah SWT.

Para Syaikh yang sudah meninggal ini turut “mengucurkan” berbagai rahasia kepada para syaikh yang masih hidup, juga tajalli dan keberkahan. Para syaikh ini menghadap kepada Allah dengan niat yang bulat dan keyakinan yang kokoh bahwa maksud mereka akan tercapai.

Jadi, para syaikh ini sesungguhnya thariqat (jalan) menuju Allah SWT, sekaligus penunjuk jalan menuju Allah, serta pintu masuk menuju Allah.

Syaikh Mursyid yang masih hidup tugasnya adalah mengantar para salik, dan Syaikh Mursyid yang telah meninggal tugasnya adalah menjemput para salik. Karena ada sinergi yang harmoni antara ruh syaikh yang masih hidup dan ruh para syaikh yang sudah meninggal.


KEYAKINnanmu kepada Syekh Mursyidmu akan hancur jika kau tak pernah memperbaiki hubungan batinmu dengannya.
 
((( dikutip dari kitab Miftahusshudur Juz 1 Fasal 4, hal 74-76. Buah karya Tuan Syaikh Ahmad Shohibul wafa Tajul ‘Arifin QS, diterjemahkan oleh Drs. Anding Mujahidin, M.Ag, dengan Editor K.H. Noor Anom Mubarok, BA )))
 
 7. Ciri Thoriqoh yang Mu'tabroh 

Ciri utama thoriqot yang Mu'tabarok yaitu ada regenerasi kemursyidan. Mursyid penerus diangkat oleh Mursyid sebelumnya ketika masih hidup. Pengangkatan tidak harus pakai surat menyurat dan caranya terserah Mursyid sebelumnya. Dan ingat jumlah Wali itu hrs tetap 124000 karena kalau 1 saja berkurang niscaya tidak ada satu tetes air pun di bumi ini," kata Ajengan Zezen B.A. 

Ini Artinya sebelum Pangersa Abah wafat pasti Beliau sudah mempersiapkan penerusnya. Omong kosong kalau ada yang mengatakan mencintai Pangersa Abah Anom tapi tidak mengakui hasil karya beliau yang telah mencetak seorang murid sebagai penerus beliau. Cinta semu namanya ? Penerus Abah belum tentu dari keluarga Ahlul Bait. Lihat sejarah dari Syekh Sambas ke Syekh Tolhah kenapa tidak ke ahlul bait Syekh Sambas. Begitu juga sebaliknya dari Syekh Tolhah ke Abah Sepuh ( Syaikh Abdulloh Mubarok bin Nur Muhammad Ra ). Tentunya yang ditunjuk sebagai penerus itu pasti murid TERBAIK dari yang paling baik.

Makanya kalau manakiban di Suryalaya ikuti juga acara MHTM di Nurul Ulum biar ga tulalit. Jadi kita berthoriqoh tidak ikut ikutan melainkan ada dilengkapi dengan ilmunya juga. Dan kalau ke Suryalaya tujuannya harus satu ke Pangersa Abah saja jangan nemplok ke sana ke mari cari tambahan riadhoh. Supaya dalam menanggapi masa gonjang ganjing ini kita tidak subjektif. Sungguh sebelumnya pun saya berfikir penerus Abah Anom Qs pastinya dari keluarga Abah ( anak Abah ), tapi alhamdulillah Alloh menuntun saya ke arah yang saya yakin kebenaranya. Alhamdulillah kami masih ikut 37 dan mengikuti 38 dengan kata lain ikut kepada yang ikut. Tidak ada paksaan didalam kata ikut:

SILAHKAN...Ikut Abah Anom melalui hawa nafsunya, silahkan!
Ikut Abah Anom melalui maklumat, silahkan!
Ikut Abah Anom melalui wakil talqin, silahkan!
Ikut Abah Anom melalui penerusnya (Abah Gaos), silahkan!

Suka-suka saja yach....?

Tapi kalau saya akan mengikuti Abah Anom Qs melalui penerusnya ( Abah Gaos ) sesuai dengan isyarah sabda Guru Agung Pangersa Abah Anom Qs: IKUTI AOS...Insya Alloh selamat dunia dan akhirat, aamiin
Sebetulnya wasiat terakhir ABAH ANOM : "wa'tashimu bi hablillah " membuktikan kebenaran KEMURSYIDAN beliau sebagai Wali Aqthob Kamil Mukammil...

Beliau tahu apa yang akan terjadi setelah Beliau wafat, dan itu terbukti, seperti Rasulillah saw mengkhawaitirkan umatnya setelah wafatnya...Kembalilah kepada WasiatNya.

Minggu, 21 Oktober 2012

http://majalahnuqthoh.wordpress.com/

Tawakal Lalu Ikhtiar
Dalam upaya meningkatkan mutu ilmiah dan amaliah pengabdian kepada Alloh SWT, perlu dikaji dan direnung ulang, sekaligus evaluasi diri tentang tawakkal kita kepada Alloh SWT, yang sering kali kita ucapkan dengan “pasrah bongkokan”. Tawakkal merupakan amaliah fundamental qolbiyah yang berhubungan dengan keimanan, berpaut erat dengan pilar/rukun iman yang keenam, yaitu iman kepada qadar khoirihi wa syarrihi minalloh. Diharapkan agar kita dapat melaksanakan tawakkal dengan baik dan benar berdasarkan ajaran TQN… Baca selebihnya »

Bahkan Seekor Tikuspun Tidak

KETIKA Mu’awiyah berhasil merebut kekuasaaan dan mengalahkan kelompok Ali ra, yang dilakukan Muawiyah kemudian adalah memadamkan seluruh bentuk pemberontakan dan melibas semua pembangkangan. Selain itu juga dilancarkan aksi-aksi kampanye meraih simpati dari rakyat untuk mendapatkan dukungan. Entah bagaimana, akhirnya telinga Muawiyah mendengar nama seorang wanita pengikut setia Ali ra. Wanita itu berumur 50 tahun. Wanita yang sudah setengah abad itu benar-benar setia kepada baiat, penunjukkan Ali ra sebagai khalifah. Dan dia menganggap Muawiyah tidak lain hanyalah perampok, maniak dan orang gila yang ingin berkuasa… Baca selebihnya »

Aqil Baligh

Manusia dilahirkan memiliki hak-hak kemanusiaan yang harus dihormati tanpa memandang berapa usianya. Bahkan janinpun memiliki hak-hak yang sama dengan orang dewasa. Hak-hak ini melekat baik dalam keadaan sakit, sehat, berakal maupun hilang akal. Inilah yang disebut ahliyah al-wujub yaitu kemampuan manusia yang dipandang sah oleh syara’ berkenaan dengan kata-kata atau pebuatannya, baik yang berhubungan dengan hak Alloh maupun hak manusia… Baca selebihnya »

Nifas

Nifas adalah darah yang keluar disebabkan oleh kelahiran anak. Secara hukum perempuan yang sedang nifas sama halnya dengan sedang haid, baik apa yang diperbolehkan, diharamkan, maupun diwajibkan. Yang berbeda hanya batasan waktu. Dulu dalam tradisi yahudi, perempuan yang sedang menjalani nifas maupun haid dianggap sebagai perempuan kotor yang bisa mendatangkan bencana sehingga harus diasingkan dari masyarakat… Baca selebihnya »

Silaturahmi

Pada jaman dahulu, hiduplah seorang Yahudi yang sangat membenci Rasululloh Saw. Setiap kali Rasul mau melaksanakan sholat berjamaah ke mesjid, pasti ia meludahinya. Tiada hari tanpa meludahi Rasululloh Saw sampai para sahabat yang mengiringi Rasul sangat geram dan ingin membalasnya. Tetapi selalu dilarang oleh Rasul yang agung, “Biarkanlah! Dia tidak tahu, kan saya tidak terluka?!”, demikian jawaban sang inspirator umat menenangkan para sahabatnya… Baca selebihnya »

Aksilah yang Berbicara

Dalam sirah nabawiyyah dikenal tiga kelompok manusia, yaitu mujahidin, mutafaqqihin, dan munafiqin. Mujahidin artinya para mujahid/pejuang. Mereka adalah orang-orang yang langsung terjun di medan perang, ikut terlibat langsung dalam usaha membela umat Islam. Di antara mereka ada yang berjihad dengan anfus (diri)nya saja, ada juga yang dengan amwal (harta)nya saja, dan kebanyakan yang dua-duanya… Baca selebihnya »

Sujud

APABILA anda sedang mengalami stres, tensi anda naik, pusing yang berkepanjangan, atau mengalami gelisah, maka sujud adalah solusinya. Dengan sujud akan terlepas segala keadaan nervous dan penyakit kejiwaan lainnya, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Muhammad Dhiyaa’uddin Hamid, dosen jurusan biologi dan ketua Departemen Radiasi Makanan di Lembaga Penelitian Teknologi Radiasi… Baca selebihnya »

Teori Jiwa Manusia

SEBUAH teori tentang manusia dalam ajaran Thariqat Qodiriyah Naqsyabandiyah (TQN) yakni konsep pentingnya jiwa (nafs). Kenapa penting? Karena jiwa ini berhubungan dengan sebuah keyakinan seseorang. “Barang siapa mengetahui nafs (dirinya), maka ia mengetahui Tuhannya.” Dapat ditafsirkan dari maksud pernyataan tersebut adalah siapa saja yang mengetahui kelemahan, kehinaan dan kebodohan, kefanaan, dan keterbatasan dirinya, maka ia pasti akan mengetahui kemuliaan, kekuasaan, kemaha-tahuan, dan kebaqaan Tuhannya… Baca selebihnya »

Pendengar yang Baik

ADA 6 elemen yang dikenal di dalam manajemen organisasi; ukuran, keterkaitan tindakan, konteks tempat dan waktu, kondisi sumber daya, komunikasi, dan target hasil.
Dari keenam elemen tersebut, komunikasi dipandang sebagai pusat elemen yang lain… Baca selebihnya »

Lucky Day

LUPAKAN kesalahan. Lupakan kegagalan. Lupakan semuanya kecuali apa yang Anda akan lakukan sekarang dan lakukanlah. Hari ini adalah hari keberuntungan Anda.
“Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Alloh, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Alloh, niscaya Alloh akan mencukupkan (keperluannya)… Baca selebihnya »

Kenyamanan Pada Pendidikan

RASA aman dan nyaman menjadi sebuah faktor penentu berhasil atau tidaknya pola pendidikan yang diterapkan. Peran orang tua dalam menciptakan kenyamanan sangat dibutuhkan agar proses pendidikan anak dapat berjalan lancar. Orang tua adalah orang yang pertama memberikan pendidikan kepada anak… Baca selebihnya »

Harmoni Dzikir Tenangkan Jiwa

MANG Dasman (53) bukan seorang ustadz apalagi kyai yang kata-katanya selalu dinanti untuk penyejuk hati. Juga bukan seorang tokoh yang kedatangannya senantiasa disambut dengan penuh antusias. Pria berputra 7 orang ini hanyalah seorang petani di daerah Wado Kabupaten Sumedang.
Namun siapa sangka, di balik kesederhanaannya itu mampu mempesonakan siapapun juga yang sudah mengenal dirinya… Baca selebihnya »

Inspirasi itu Bernama Semangat Kartini

WANITA beraktifitas di luar rumah menjadi realita yang harus kita akui bahkan oleh kelompok yang jelas-jelas menentangnya. Hal ini membuat perubahan dalam sebuah tatanan masyarakat dan membuka episode baru yang sebelumnya sempat tersisihkan. Tentunya selama aktifitas pengembangan diri seorang wanita tersebut tidak mengganggu pemenuhan kewajiban dan tanggung jawab sebagai seorang isteri dan ibu di dalam rumah tangga, ditambah lagi ada izin dari suami, maka tidak mengapa baginya… Baca selebihnya »

Ziarah ke Makam Abah Sepuh

PADA kamis sore tanggal 5 Pebruari 2009, selepas berkumpul dari madrasah, para wakil talqin menuju ke Makam Abah Sepuh yang berada sebelah barat Masjid Nurul Asror. Puluhan wakil talqin mengambil posisi duduk bersila di Ruang Utama. Makam Abah Sepuh adalah sebuah bangunan yang berdiri di atas tanah seluas lebih dari 200 m2. Bangunan itu terdiri dari tiga ruangan dan memiliki pintu masuk dan keluar dari arah selatan dan timur… Baca selebihnya »

“Sabda Beliau” dan Panggilan “Abah”

Tanya :
Di dalam Tanbih berbahasa Indonesia, ada kalimat ‘Sabda beliau’ yang ditujukan kepada Abah Sepuh, apakah tidak berlebihan?
Jawab :
Perhatikan al-Quran, ‘Ibrahim berkata’ di dalam surat Ibrahim ayat 35, ‘Luqman berkata’ di dalam surat Luqman ayat 13, bahkan ‘syetanpun berkata’ di dalam surat Ibrahim ayat 22. Semuanya menggunakan redaksi ‘qoola’ untuk menunjukkan satu pekerjaan yang sama, yaitu berkata… Baca selebihnya »

Penerapan Dzikrulloh Dalam Kehidupan Bernegara

DEWASA ini rakyat Indonesia tengah diliputi berbagai kecemasan; musibah terjadi di mana-mana. Bencana alam, wabah penyakit, masalah sosial kemasyarakatan, ekonomi dan integritas bangsa menjadi persoalan harian yang mesti dihadapi bangsa ini. Berita-berita di media massa banyak yang mengupas tentang kasus bunuh diri; intinya, dari tahun ke tahun angka stres dan kematian karena bunuh diri di Indonesia semakin meningkat… Baca selebihnya »

Kekuasaan Itu Amanah

Setiap kali terdengar kabar seorang pejabat akan dilantik untuk menempati suatu jabatan, sebagian dari kita tergugah untuk bertanya: Dalam pandangan Islam, jabatan (kekuasaan) itu seperti apa? Apakah seperti judul sebuah artikel: Kekuasaan Itu Ular Berbisa, yang dimuat salah satu harian terbitan Jakarta. Sehingga “Orang yang berakal sehat dan memandang akherat akan menghindarinya”? Benarkah seperti itu?.. Baca selebihnya »

Spiritual Quotient

MANUSIA adalah mahluk yang rentan terjebak dalam konflik bathin antara fisik dan mental, jasmani dan ruhani. Untuk itu Penguasa Alam mengajarkan manusia agar dapat mencapai keseimbangan dalam kepribadiannya dengan memenuhi semua kebutuhan jasad dan ruhnya, tidak berlebihan.
Terwujudnya keseimbangan antara jasad dan ruh merupakan syarat penting untuk mencapai kepribadian harmonis. Keseimbangan hidup berarti menjalankan kehidupan sesuai dengan fitrah Alloh… Baca selebihnya »

Membina Anak Shaleh

SEPASANG suami istri tentu mempunyai niat untuk membentuk keluarga sakinah, keluarga yang dapat menjadikan anggotanya hidup dengan tenang dan tentram seperti yang tercantum dalam al-Qur’an surat ar-Rum ayat 21. Ternyata untuk menuju sebuah keluarga sakinah, tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan. Kita harus berusaha bersama untuk mencapainya dengan segala perjuangan… Baca selebihnya »

Bismilllah

bismi



Sabtu, 20 Oktober 2012

Berbagai Pendapat Mengenai Masalah ke-Mursyidan ~ TQN MARGADANA

Ikwan dan akhwat TQN yang terhormat . Disadari ataupun tidak kita telah dibawa dan digiring pada suatu masa kurun waktu tertentu. Dimana dengan kurun waktu itu kita akan merubah suatu peradaban dunia dengan karomah dan wasilah Pangersa Qutubul Aulia Mujadidul Abror wa Mursyiduna Fii Akhir Zaman Kanjeng Syech Ahmad Sohibul Wafa Tajul Arifin Qs.

Beliau adalah seorang pembaharu yang diakui secara Nasional maupun Internasional, baik yang ikhwan Tqn Suryalaya ataupun bukan pasti telah merasakannya . Diantaranya sifat-sifat beliau yang telah kita rasakan adalah :

  1. Sattaron ( menutup kesalahan/aib muridnya )
  2. Ghofaron ( Besar Pemaaf )
  3. Rofiqon ( Welas Asih )
  4. Safiqon ( Selalu Sopan dan Rindu kepada orang )
  5. Shodiqon ( Benar )
  6. Mutashodiqon ( Dianggap Benar dan diikutin )
  7. Amiron ( Menyuruh dengan Merendah / tawadhu )
  8. Lathifan ( Lemah Lembut dan deuh-deuh / Kasih Sayang )
  9. Qiyamullail ( Sunah Malam )
  10. ith'amuttho'am ( Suka Memberi Makan / Sesuguh / Menyajikan kepada Tamunya )
  11. Aliman ( Pinter )
  12. Suja'an ( Gagah Berani karena Benar )

Dari 12 sifat-sifat inilah banyak muncul karomah Guru Agung yang tentunya telah kita rasakan. Ketahuilah bahwa Guru Agung Pangersa Abah Anom adalah seorang Guru Ruhaniyah yang paling bijaksana dikolong langit ini, salah satu buktinya beliau mengeluarkan sebuah maklumat yang pada hakikatnya adalah suatu pekerjaan suluk bagi kita “ yang mengaku sebagai murid ” yang sedang dibimbingnya.

Tenggang waktu sepeninggalnya Guru Agung secara dzohir, kita merasakan kehilangan yang sangat tiada tara, tapi percikan cahaya ruhaniyahnya sangatlah membekas, justru disisi inilah kita akan ditantang dan diuji seberapa tangguh keimanan sang murid menghadapi masa atau kurun waktu transisi kemursyidan yang delematis. Pasti semua ikhwan bertanya-tanya “ Siapakah Mursyid penerus risalah TQN Suryalaya selanjutnya ? ”. Sehingga pengemban amanah mengeluarkan sebuah maklumat yang berupa sebuah surat edaran yang berisi sebuah himbauan dan ajakan
Maka dari sinilah lahir berbagai Pendapat Para Ikhwan mengenai Surat Edaran no:045.PPS.VIII.2012 yang dikeluarkan oleh Pengemban Amanah Tqn Suryalaya, diantaranya adalah:

1. “Urusan tentang kemursyidan (siapa pengganti mursyid) adalah bukan urusan seorang Murid ”.
Kalau bukan urusan MURID lalu urusan siapa ? Apakah urusan MURSYID itu sendiri ataukah urusan Para Wakil Talqin ?

Bukankah para wakil talqin itu dalam tanda kutip bukan seperti murid kebanyakan atau biasa? Tetapi mereka juga bukan seorang Mursyid itu sendiri ? Nah kalau urusan Mursyid bukan urusan seorang Murid itu sendiri, berarti seorang Mursyid mengaku jadi Mursyid ? wah gawat nich..

Bagaimana juga hukumnya jika ada seorang murid atau beberapa murid atau diluar murid (belum mengenal thoriqoh) tanpa istikhoroh terlebih dahulu, kemudian dikasih oleh Alloh sebuah anugerah bermimpi bertemu dengan Mursyid yang telah meninggal dunia dan berkata kepadanya, bahwa pengganti si A adalah si B?

Apakah mereka yang bermimpi tersebut masih akan disebut sebagai " Murid " yang mengurus-ngurus masalah kemursyidan ? Lalu,,,Apakah Surat Edaran yang kemarin itu juga tidak boleh dikatakan sebagai "mengurus-ngurus" masalah kemursyidan (oleh selain Mursyid). Terus siapa yang berkata bahwa "Pengemban Amanah adalah sama dengan "Mursyid" ?

Bacalah “ Surat Pernyataan No:211.PPS.X.1998 ”, tentang batasan-batasan tugas yang diemban kepada para pemegang amanah oleh Abah Anom ; Adakah disana tertera suatu tugas, yaitu masalah Mengurus-ngurus Kemursyidan ?

Coba anda renungkan ? Dan Ingat..padahal Guru Agung Pangersa Abah tidak pernah mengaku sebagai seorang Mursyid. Menurut Syaikh Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra : " Apabila dahulu Pangersa Abah Anom qs mengaku seorang Mursyid, maka saya tidak mau berguru kepada Pangersa Abah Anom qs "

Abah Anom Qs adalah seorang Guru yang Agung dan suci dan pemilik akhlaq yang mulia, beliau tidak pernah mengaku-ngaku sebagai mursyid. Yang mengaku Pangersa Abah Anom Qs seorang Mursyid adalah para murid-murid beliau, bukan dari Pangersa Abah Anom sendiri. Makanya sering kita mendengar Pangersa Abah Anom Qs selalu mengatakan : " Abah juga sama-sama sedang belajar dzikir " Subhanalloh betapa tawadhunya beliau.


2. “ Urusan Kemursyidan bukan urusan seorang Murid, akan tetapi urusan Alloh ”
Lalu bagaimana cara teknisnya kalau benar bahwa itu hanya urusan Alloh. Lalu bagaimana hukumnya jika kita secara beramai-ramai memohon petunjuk (sholat istikhoroh) kepada Alloh tentang siapa pengganti atau penerus mursyid berikutnya, dalam tanda kutip jika seorang Mursyid tidak meninggalkan bukti secara otentik tersebut. Apakah hal seperti ini bisa dikatakan "Mengurus-ngurus" masalah ke-Mursyidan oleh seorang Murid.? Kalau tidak bertanya kepada Alloh lalu bertanya kepada siapa?

Apakah kemursyidan lebih bersifat tertutup dan "sakral" dibanding dengan kenabian? hingga dengan mengatakan bahwa kemursyidan adalah urusan Alloh, maka tertutuplah karekteristik ciri kemursyidan bagi seseorang. Seorang Nabi saja sebelum kemunculannya akan terlebih dahulu di beritakan didalam kitab-kitab suci sebelumnya melalui ciri-ciri dan ke khosannya.

Lalu bagaimana dengan mursyid ? Apakah Alloh menutup tanda kemursyidan sehingga umat dibingungkan dengan masalah kemursyidan tersebut? ataukah sebenarnya ciri-ciri yang menggambarkan seorang mursyid itu sudah ditampakkan ? namun se3bagian mereka menolak, disebabkan mereka terlanjur membenci orang yang bersangkutan, sebagaimana kaum yahudi menolak kerosulan Nabi Muhammad Saw.


3. “urusan ke-mursyidan boleh dimusyawarahkan secara akal seperti layaknya pemilihan presiden”.
Bukankah ini juga termasuk mengurus-ngurus masalah mursyid, lalu jika ada  pertanyaan atau komentar mengenai kemursyidan oleh kami, maka pertanyaan / komentar tersebut juga dianggap  mengurus-ngurus masalah kemursyidan itu sendiri?. Apakah hasil keputusan para wakil talqin juga tidak dianggap mengurus-ngurusi masalah kemursyidan. Kalau ada seorang murid mengakui kemursyidan seseorang lalu dianggap sedang mempromosikannya? Apakah tidak sama dengan hasil musyawarah itu sendiri.

Sebab menurut saya yang miskin pengetahuan agama ini, saya sangat membutuhkan seorang wali mursyid secara dzohir, yang dapat diajak bicara, mendengarkan keluh kesah seorang murid, memecahkan problem kehidupan seorang murid, memberi solusi, dapat memandang wajahnya, dapat berdialog secara kasat mata dan lain-lainnya, bukan menanti tanpa harapan. Dan apakah kita akan bersabar, jika menerima sebuah keputusan hasil akal oleh musyawarah yang dilakukan oleh " selain para Mursyid " dan pas kebetulan hasil keputusan tersebut mengangkat seseorang yang sangat kita benci? Apakah kita bisa menerimanya hasil keputusan itu dengan hati legowo? hanya waktulah yang akan menjawab...


4. “ Urusan ke-mursyidan itu urusan Murid yang paling senior ( paling sepuh dan dianggap sudah teruji hidmatnya )”.
Bukankah ini juga termasuk mengurus-ngurus masalah kemursyidan, ironisnya ini dianggap sebagai saksi Agung kemursyidan. bukankah didalam berthoriqoh tidak mengenal istilah senior dan yunior, tidak mengenal lama dan baru? sebab didalam berthoriqoh berhubungan dengan keyakinan seseorang dengan Tuhannya melalui wasilah Gurunya,  jadi tidak bisa diukur dengan senior atau pun yunior, lama ataupun baru.

Ingatlah kalau kita tidak segera menentukan penerus mursyid pelanjutnya, maka dipastikan amaliayah beliau akan tinggal kenangan alias musnah, lalu kepada siapa lagi kita meminta petunjuk dan bersabar atas polemik yang berkepanjangan ini ? Apakah akan bertanya kepada selain Alloh ? Na'udzubillah...

5. “Urusan Kemursyidan itu harus ada bukti secara otentik ”.
Dan kalau ada sebagian yang memperdebatkan bahwa seseorang telah mendapatkan sebuah wasiat dari Mursyidnya terdahulu secara otentik tersebut, tentang siapa pengganti dirinya (Mursyid terdahulu). Dimana satu kelompok yang lain mempercayainnya, bahwa benar-benar itu adalah sebuah bukti yang otentik. Dan kelompok yang lain tidak mempercayainnya sebagai bukti otentik dari Mursyid sebelumnya, artinya hanya diaku-aku secara sepihak oleh orang yang bersangkutan atau kelompok yang mendukungnya (PRO). Atau menurut istilah lain kelompok  yang KONTRA

Ada juga kelompok lain yang mengambil sikap jalur tengah tersendiri, dengan memohon petunjuk kepada Alloh (Beristikhoroh), bahwa ia yang dikontroversikan itu benar-benar telah mendapat wasiat otentik dari mursyid terdahulu . Dan kelompok yang lain juga memperdebatkan soal benar tidaknya MIMPI seseorang atau beberapa orang baik yang setelahnya atau sesudahnya Mursyid terdahulu meninggal secara dzohir, mengaku ketemu Mursyid terdahulu misal;  ketemu Syaikh Abdul Qodir qs atau nabi Muhammad Saw atau lain-lainnya, yang semuanya berkata yang sama bahwa si A adalah penerus Mursyid sebelumnya, dengan berpedoman kepada kitab Sirrul Asror dalam bab "Hal-hal ketika tidur dan mengantuk".

Sementara kelompok yang lain tidak membenarkan bahwa mimpinya orang tersebut tidak benar dan tidak bisa dijadikan bukti otentik. Dengan alasan bukti otentiknya tidak obyektif (misal pengakuan sepihak, mimpi, isyarat ghaib, penafsiran pribadi dan lain-lainnya, lihat pendapat KH Wahfiudin).
Apakah kalau tidak ada bukti secara otentik kita dengan seenaknya mengatakan bahwa si A bukan seorang Mursyid ? Apakah kita tahu bukti otentik itu apa? seandainya seorang Mursyid memberikan bukti secara otentik kepadanya? Apakah nantinya bisa menerima beliau sebagai Mursyid. Jawabanya hanya satu ? perlu kecerdasan didalam menyingkapi sesuatu yang belum kita pahami secara lahir bathin
Dan seandainya ada BUKTI OTENTIK pengangkatan seorang Mursyid yang tertulis, itu berarti bahwa Mursyid yang bersangkutan mengakui bahwa dirinya seorang Mursyid, ini mustahil bagi mursyid yang kamil mukamil.

6. “Urusan kemursyidan muridlah yang mempromosikan ”.
Seorang mursyid tidak akan mempromosikan dirinya sebagai mursyid, murid-muridnya-lah yang mempromosikannya bahkan mengagungkannya, seperti murid-murid Pangersa Abah QS yang mengagungkan Abah dan juga seperti murid-muridnya tuan Syaikh Abdul Qodir QS mengagungkan tuan syaikh, sangat wajar kalau para fans mempromosikan seorang yang dirinya menyakini sebagai mursyidnya. Kita tidak berhak melarang seseorang dalam memilih mursyid yang dia yakininya.

Syech Hisam Kabbani berkata : " Salah satu kewajiban murid adalah mempublikasikan pesan moral syekhnya kepada orang lain, baik dengan mass media (seperti: TV, Radio,Internet , dll) atau media yang lainnya. namun jika kalian (si murid) membawa rahasia syekh, ada daya tarik. masyarakat akan datang tanpa perlu usaha dan persiapan..."

Catatan : Diambil dari berbagai sumber

http://tqnmargadana.blogspot.com/2012/09/berbagai-pendapat-mengenai-masalah-ke.html

Jumat, 19 Oktober 2012

KLOTER 38 

PENERUS GURU AGUNG PANGERSA ABAH ANOM QS.
HADROTUS SYAIKH MUHAMMAD ABDUL GAOS SAEFULLOH MASLUL RA